Gestur Ibrahimovic Jabat Tangan Berbeda Antara
Gestur Ibrahimovic Jabat Tangan Berbeda Antara Guardiola dan Ancelotti, Ada Apa? Zlatan Ibrahimovic kembali menarik perhatian publik, bukan lewat performanya di lapangan, melainkan lewat dua pertemuan berbeda yang ia jalani dengan Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti. Dua momen yang sangat kontras ini menimbulkan tanda tanya: apa sebenarnya yang terjadi antara Ibrahimovic, Guardiola, dan Ancelotti? UGDEWA
Pertemuan dengan Pep Guardiola
Dalam sesi pramusim AC Milan yang diadakan di Amerika Serikat, Zlatan Ibrahimovic kembali berhadapan dengan dua mantan pelatihnya, Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti. Pertemuan ini menghadirkan kembali memori lama dan menunjukkan dinamika hubungan yang masih terasa hingga kini.
Ketika AC Milan menghadapi tim yang dilatih oleh Pep Guardiola, suasana di lapangan terasa tegang. Ibrahimovic, yang dikenal dengan kepribadian yang kuat dan tegas, menunjukkan sikap yang jauh dari ramah saat berhadapan dengan Guardiola. Kontak mata antara keduanya dihindari, dan percakapan yang terjadi terkesan formal dan canggung. Situasi ini mencerminkan ketidaknyamanan yang sudah ada sejak lama antara mereka.
Ketegangan antara Ibrahimovic dan Guardiola bukanlah hal baru. Keduanya bekerja sama selama musim 2009-2010 di Barcelona, dan hubungan mereka sering kali diwarnai gesekan. Ibrahimovic pernah menggambarkan pengalaman kerja bersama Guardiola dalam dua buku autobiografinya, di mana ia mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap pelatih asal Spanyol tersebut.
- Musim 2009-2010 di Barcelona: Selama periode ini, Ibrahimovic dan Guardiola mengalami ketidaksepakatan mengenai filosofi permainan dan gaya kepemimpinan. Ibrahimovic merasa kurang dihargai dan sering kali berkonflik dengan pendekatan taktis Guardiola yang berbeda dari harapannya.
- Pengalaman dalam Buku Autobiografi: Dalam buku-bukunya, Ibrahimovic menyebutkan beberapa insiden yang menunjukkan ketidakpuasannya terhadap perlakuan Guardiola. Ia menggambarkan bagaimana pandangan dan gaya kepelatihan Guardiola bertentangan dengan apa yang diinginkannya sebagai pemain, yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan di ruang ganti. UGDEWA
Pertemuan di sesi pramusim AC Milan dengan Guardiola memperlihatkan bahwa ketegangan masa lalu belum sepenuhnya mereda. Meskipun keduanya telah melanjutkan karier mereka di tim dan liga yang berbeda, hubungan mereka masih dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman tersebut. Sikap Ibrahimovic yang dingin dan canggung dalam pertemuan ini menggarisbawahi ketidaknyamanan yang masih ada antara mereka.
Pertemuan dengan Carlo Ancelotti
Sebaliknya, pertemuan Ibrahimovic dengan Carlo Ancelotti menunjukkan suasana yang jauh lebih akrab dan hangat. Ibrahimovic tampak tersenyum lebar dan Ancelotti bahkan menggandeng tangan Ibra saat mereka berjalan bersama.
Hubungan mereka selama di Paris Saint-Germain (PSG) pada tahun 2012-2013 terbukti harmonis. Ancelotti pernah menyebut Ibrahimovic sebagai pemain yang hebat dan berkarakter luar biasa. “Zlatan adalah pemain hebat dan berkarakter. Dia adalah salah satu dari sedikit pemain yang saya latih, dan saya merasa lebih senang memberinya assist daripada mencetak gol sendiri,” puji Ancelotti.
Ibrahimovic sendiri lebih suka dipanggil dengan nama pertamanya daripada julukan formal seperti ‘pelatih’ atau ‘mister’. Ia menganggap hubungan dengan para pelatih sebagai persahabatan, dan hingga kini, Ibrahimovic dan Ancelotti masih sering berkomunikasi.
Perbedaan mencolok dalam gestur Ibrahimovic saat bertemu Guardiola dan Ancelotti mungkin mencerminkan dinamika hubungan pribadi mereka. Dengan Guardiola, jelas terlihat adanya ketegangan yang belum reda, sementara dengan Ancelotti, hubungan persahabatan yang erat tetap terjaga. Ini menunjukkan bahwa di dunia sepak bola, hubungan personal antara pemain dan pelatih dapat mempengaruhi interaksi mereka secara signifikan, bahkan bertahun-tahun setelahnya. Gestur Ibrahimovic Jabat Tangan
Pertemuan ini juga menggarisbawahi bahwa kesuksesan di lapangan bukanlah satu-satunya hal yang penting dalam karier seorang pemain. Hubungan baik dan saling menghargai antara pemain dan pelatih juga memainkan peran besar. Bagi Ibrahimovic, Ancelotti adalah contoh pelatih yang berhasil membangun hubungan baik dengan pemainnya, menciptakan kenangan indah dan persahabatan yang abadi. UGDEWA