Kiper MU: Penggemar Inggris Pasti Akan Sesali
Kiper MU Gareth Southgate, sang manajer timnas Inggris, baru saja mengambil keputusan mengejutkan untuk mengundurkan diri dari posisinya. Langkah ini diambil setelah Inggris gagal meraih kemenangan di Euro 2024. Dalam dua hari pasca kekalahan dari Spanyol di final, Southgate memutuskan untuk meletakkan jabatannya, menjadikannya kekalahan kedua secara beruntun bagi Inggris di final Piala Eropa. Sebelumnya, pada Euro 2020, Inggris juga harus puas sebagai runner-up setelah kalah dari Italia melalui drama adu penalti.
Reaksi Tom Heaton
Tom Heaton, kiper Manchester United, menyampaikan pandangannya mengenai kepergian Southgate. Menurut Heaton, para fans Inggris akan merasa menyesal atas mundurnya Southgate, terutama jika melihat rekam jejaknya yang mengesankan. Di bawah asuhan Southgate, Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 2018 dan dua final Euro secara berturut-turut.
Rekam jejak Southgate telah mengubah cara pandang dan ekspektasi publik terhadap timnas Inggris. Inggris bermain dengan gaya yang lebih menarik dan penuh semangat di bawah bimbingannya.”
Heaton menambahkan bahwa kepergian Southgate menutup babak yang penuh semangat dan harapan bagi timnas Inggris. “Jika kita lihat kembali rekam jejaknya, dia benar-benar mengubah rasanya. Kami lebih bersemangat menonton pertandingan. Kami bermain dengan baik. Sekarang pintu sudah tertutup, saya kira kami akan kembali berkata ‘kerja hebat’.”
Sebagai bagian dari staf pelatih Southgate, Heaton turut merasakan perubahan tersebut. Kiper berusia 38 tahun itu terlibat dalam Euro 2024 untuk membantu melatih dan mempersiapkan Jordan Pickford serta rekan-rekannya MPO08.
Kiper MU Sikap Fans Terhadap Southgate
Dalam dunia sepak bola, perubahan sikap penggemar seringkali bisa jadi cerminan dari performa tim dan pelatih. Sejak Gareth Southgate memulai masa jabatannya sebagai pelatih tim nasional Inggris, ia mengalami perjalanan yang penuh warna, baik dalam hal pujian maupun kritik. Salah satu momen penting dalam perjalanan ini terjadi setelah pertandingan pertama Inggris melawan Serbia.
Menurut laporan dari Heaton, ada perubahan sikap yang cukup signifikan dari para fans terhadap Southgate sejak pertandingan pertama. “Sejak awal era Southgate, rasanya selalu positif. Namun, pada pertandingan pertama, narasinya terasa berbeda,” ungkap Heaton. Ini menjadi penanda bahwa, meskipun ada harapan besar di pundak Southgate, realitas di lapangan seringkali memberikan tantangan yang tak terduga.
Setelah hasil imbang melawan Slovenia, respons dari para fans menjadi semakin mencolok. Sebagai contoh, Southgate dan timnya bahkan mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan berupa lemparan gelas bir. Situasi ini mencerminkan ketegangan dan ekspektasi tinggi yang kerap kali menyertai turnamen besar seperti Euro.
“. Menjadi bagian dari tim yang berjuang dalam kondisi seperti itu tentu tidak mudah,” tambah Heaton. Pernyataan ini menyoroti betapa beratnya tekanan yang harus dihadapi oleh Southgate dan timnya dalam memenuhi harapan publik yang tidak pernah surut.
Heaton juga mencatat bahwa tampil dengan ekspektasi yang tinggi, terutama dengan banyaknya pemain berbakat di dalam tim, bukanlah hal yang mudah. “Itu memang sulit. Sebagai pemain, tampil dengan ekspektasi tinggi tidak mudah, terutama dengan banyaknya pemain bagus di tim,” ujarnya. Namun, terlepas dari segala tantangan, Southgate dan timnya berhasil membangun semangat juang yang mengesankan.
Kepergian Southgate dari kursi pelatih adalah sebuah pukulan berat bagi banyak penggemar Inggris. Warisan yang ia tinggalkan, terutama dalam mengubah ekspektasi dan semangat timnas Inggris, akan selalu dikenang. Kini, tantangan selanjutnya adalah menemukan sosok pengganti yang mampu melanjutkan tongkat estafet kesuksesan yang telah dibangunnya.